Rabu, 07 November 2018

Oleh Socrates Yoman. MARTABAT RAKYAT DAN BANGSA WEST PAPUA TIDAK BISA DI UKUR DENGAN NILAI UANG MILIARAN-TRILIUNAN RUPIAH

MARTABAT RAKYAT DAN BANGSA WEST PAPUA TIDAK BISAH DI UKUR DENGAN NILAI UANG MILIARAN-TRILIUNAN RUPIAH.

Pihak Indonesia selalu saja mengukur martabat (dignity) orang-orang West Papua dengan ukuran nilai uang. Penguasa Indonesia selalu saja mengatakan sudah dikasih uang milyaran bahkan triliunan kok masih berteriak. Mereka mau apa lagi? Ada yang membanggakan diri dengan pembangunan jalan raya, gedung-gedung, ruko-ruko, infrastruktur TNI/Polri, bendera merah putih berkibar dimana-mana. Penguasa Indonesia menghargai/menilai rakyat West Papua dengan pembangunan jalan, jembatan dan bangunan yang tadi telah disebut.

2. Bangsa West Papua Pernah Hidup Tanpa Indonesia

Fakta sejarah membuktikan bahwa rakyat dan bangsa West Papua pernah hidup tanpa Indonesia. Bangsa ini ada sejarah, ada tanah, ada gunung, ada air, ada dusun, ada pemimpin, ada peraturan, ada norma-norma, ada bahasa, ada budaya. Intinya ada kehidupan tanpa Indonesia dan tanpa uang.

Dalam semangat ini, rakyat dan bangsa West Papua adalah sebuah bangsa yang punya kedaulatan dan martabatnya. Indonesia tidak boleh mensetarakan nilai rakyat & bangsa West Papua dengan ukuran uang. Rakyat dan bangsa West Papua bisa memproduksi uang sendiri dengan kekayaan alam yang ada tanpa harus bergantung kepada Indonesia yang penjajah berkultur militer.

3. Martabat (dignity) Bangsa West Papua

3.1. Martabat (dignity)

Rakyat dan bangsa West Papua ada dalam Salib Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat bukan dalam uang Milyaran dan Triliunan rupiah. Bukan juga dalam pembangunan dan apalagi dalam hantu/patung Firaun Moderen NKRI.

3.2. Rakyat dan bangsa West Papua Merasa dihargai Martabat (dignity)

Kalau tidak diberikan stigma separatis, makar dan OPM dan juga mitos-mitos KKB atau lagunya Wiranto KKSB. Karena mitos-mitos ini tidak/ belum pernah diwariskan Tuhan kepada leluhur bgs West Papua dan leluhur juga tidak pernah mewariskan mitos-mitos ini. [24/11 11:09] Pdt. Socretes:

3.3. Rakyat dan bangsa West Papua Merasa dihargai dan dihormati Martabatnya (dignitynya)

Kalau pemerintah Indonesia menghukum dan penjarakan Mayor Hartomo penculik dan pembunuh Theys Hiyo Eluay. Kalau Indonesia mengungkap dimana Aristoteles Masoka dikuburkan. Kalau pemerintah Indonesia menangkap dan penjarakan pembunuh Yawan Wayeni yang tali perut keluar. Kalau pemerintah Indonesia mengungkap dan menghukum pembunuh 4 siswa di Paniai pada 8 Desember 2014. Kalau Indonesia mengungkap kasus Abepura berdarah, Wasior berdarah, Biak Berdarah, Wamena berdarah, dan siapa membunuh Willy Kanggam (anggota OPM) dan dibuang di kali Maro Merauke (2001), siapa yang membunuh Pdt. Elisa Tabuni di Tingginambut (2004), saya tahu ini dibunuh oleh Kopassus dibawah pimpinan Mayor Gunawan Yogi ( Darah Pendeta dan orang yang dibunuh itu masih kejar Anda dan anak cucumu.

Pasti ada pembalasan pada waktu Tuhan). Masih ratusan bahkan ribuan rakyat dan bangsa West Papua yang dibantai oleh Indonesia atas nama keamanan nasional.

Jadi, martabat (dignity) rakyat dan bangsa West Papua bukan dalam uang triliunan dan pembangunan. Jangan pernah ukur harga diri kami dengan uang dan harta benda. Kami bukan bangsa budak dan bangsa miskin. Kami kaya dan pemilik tanah dan negeri yang kaya. Sudah saatnya kami membela harga diri dan martabat kami.

4. Kesimpulan

“KAMI SUDAH SEKOLAH”